ayobaca.co, TENGGARONG – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara (Kukar) meluncurkan inisiatif baru dalam program budidaya ikan untuk mencegah stunting di 41 desa yang mengalami tantangan akses air bersih. Kepala DKP Kukar, Muslik, mengungkapkan bahwa program ini bertujuan memastikan ketersediaan gizi yang memadai bagi masyarakat di desa-desa tersebut.
“Program budidaya ikan ini kami luncurkan sebagai salah satu solusi untuk mencegah stunting di 41 desa yang sudah teridentifikasi memiliki masalah akses terhadap air bersih dan gizi yang cukup,” ujar Muslik.
Muslik menjelaskan bahwa meskipun desa-desa ini berada di wilayah dengan sumber daya air yang terbatas, program ini menggunakan teknologi yang memungkinkan budidaya ikan tetap berjalan. “Kami berikan solusi berupa teknologi yang memungkinkan budidaya ikan di daerah sulit air, sehingga masyarakat bisa tetap mendapatkan akses ke ikan segar sebagai sumber gizi,” jelasnya.
Sebagai bagian dari program ini, DKP Kukar juga akan menyelenggarakan pelatihan dan penyuluhan untuk masyarakat setempat. “Pelatihan dan penyuluhan adalah kunci agar masyarakat bisa memanfaatkan teknologi ini dengan baik. Kami ingin memastikan mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengembangkan budidaya ikan,” tambah Muslik.
Selain Desa Margahayu yang menjadi salah satu fokus utama, program ini akan diperluas ke desa-desa lain yang menghadapi masalah serupa. “Kami akan memperluas program ini ke desa-desa lain yang juga mengalami kesulitan air dan gizi. Harapan kami, program ini bisa memberikan dampak yang signifikan dalam upaya pencegahan stunting,” kata Muslik.
Muslik menekankan pentingnya dukungan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain untuk keberhasilan program ini. “Kami bekerja sama dengan OPD lain untuk memberikan intervensi yang lebih komprehensif, seperti pembangunan infrastruktur air oleh Dinas Pekerjaan Umum dan program kesehatan oleh Dinas Kesehatan,” ungkapnya.
Muslik berharap bahwa program budidaya ikan ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya mencegah stunting. “Kami berharap program ini bisa menjadi model yang diadopsi oleh daerah lain yang menghadapi tantangan serupa, sehingga masalah stunting dapat diatasi secara lebih luas,” tutupnya.
(ADV/DKP KUKAR)