ayobaca.co, Tenggarong – Maraknya lagi kasus polio di Indonesia mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di 20 kecamatan yang tersebar di seluruh daerah. Pelaksanaan ini akan berlangsung mulai dari 23-29 Juli 2024 di seluruh unit kesehatan yang tersedia, mulai dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Parikesit, puskesmas, puskesmas pembantu, hingga posyandu terdekat.
Supriyadi, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kukar, menyampaikan bahwa peserta imunisasi adalah anak-anak berumur 0 sampai 8 tahun kurang sehari, karena persebaran virus ini sangat rentan pada usia tersebut.
Selain memasifkan kegiatan ini di sektor unit kesehatan, Dinkes Kukar juga akan berkolaborasi dengan pihak kecamatan, kelurahan, dan sekolah-sekolah untuk memastikan keberhasilan program ini.
“Termasuk agenda ini akan dijalankan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),” kata Supriyadi pada Kamis (25/7/2024). “Ini upaya kita untuk meratakan pemberian imunisasi guna menjangkau seluruh anak-anak di Kabupaten Kutai Kartanegara.”
Supriyadi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda dari pemerintah pusat, yang mana pada tahun ini Indonesia harus menghadapi munculnya kembali kasus polio di beberapa daerah, termasuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.
“Harapannya kepada seluruh pihak dapat menyukseskan PIN polio ini sendiri, karena ini merupakan bentuk penyelamatan kepada generasi penerus bangsa,” tambah Supriyadi.
Ketua tim kerja survei, imunisasi, dan penanggulangan kejadian luar biasa Dinkes Kukar, Hamdana Yunisar, juga menekankan pentingnya partisipasi orangtua dalam program ini.
“Jadi, kepada para orangtua untuk dapat membawa anaknya untuk imunisasi ini halal dan tidak disuntik, melainkan hanya ditetes di mulut dan rasanya manis,” kata Hamdana.
Hamdana menjelaskan bahwa kasus polio sendiri telah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena kasus ini muncul lagi setelah Indonesia dinyatakan bebas polio oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 2014.
“Kegiatan ini adalah respons atas instruksi pemerintah pusat untuk mengadakan imunisasi massal, mengingat munculnya lagi kasus polio di Indonesia,” ujar Hamdana. “Kasus Polio di Provinsi Papua menjadi yang terbanyak di Indonesia dengan tiga anak yang terkena penyakit kelumpuhan ini.”
Sampai sejauh ini, Kabupaten Kukar masih belum ada kasus anak yang terkena polio. Hamdana sangat berharap agar para orangtua dapat membawa anak-anak mereka untuk imunisasi, guna memastikan wilayah ini tetap bebas dari polio.
Dengan pelaksanaan PIN Polio ini, diharapkan seluruh anak di Kabupaten Kutai Kartanegara mendapatkan imunisasi dan terbebas dari ancaman penyakit polio, sehingga dapat tumbuh sehat dan kuat sebagai generasi penerus bangsa. (GT)
Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kukar, Dinkes Kukar Siap Gelar di 20 Kecamatan
Kutai Kartanegara– Maraknya lagi kasus polio di Indonesia mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) untuk menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di 20 kecamatan yang tersebar di seluruh daerah. Pelaksanaan ini akan berlangsung mulai dari 23-29 Juli 2024 di seluruh unit kesehatan yang tersedia, mulai dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aji Parikesit, puskesmas, puskesmas pembantu, hingga posyandu terdekat.
Supriyadi, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Kukar, menyampaikan bahwa peserta imunisasi adalah anak-anak berumur 0 sampai 8 tahun kurang sehari, karena persebaran virus ini sangat rentan pada usia tersebut.
Selain memasifkan kegiatan ini di sektor unit kesehatan, Dinkes Kukar juga akan berkolaborasi dengan pihak kecamatan, kelurahan, dan sekolah-sekolah untuk memastikan keberhasilan program ini.
“Termasuk agenda ini akan dijalankan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar),” kata Supriyadi pada Kamis (25/7/2024). “Ini upaya kita untuk meratakan pemberian imunisasi guna menjangkau seluruh anak-anak di Kabupaten Kutai Kartanegara.”
Supriyadi menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda dari pemerintah pusat, yang mana pada tahun ini Indonesia harus menghadapi munculnya kembali kasus polio di beberapa daerah, termasuk Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Papua.
“Harapannya kepada seluruh pihak dapat menyukseskan PIN polio ini sendiri, karena ini merupakan bentuk penyelamatan kepada generasi penerus bangsa,” tambah Supriyadi.
Ketua tim kerja survei, imunisasi, dan penanggulangan kejadian luar biasa Dinkes Kukar, Hamdana Yunisar, juga menekankan pentingnya partisipasi orangtua dalam program ini.
“Jadi, kepada para orangtua untuk dapat membawa anaknya untuk imunisasi ini halal dan tidak disuntik, melainkan hanya ditetes di mulut dan rasanya manis,” kata Hamdana.
Hamdana menjelaskan bahwa kasus polio sendiri telah dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena kasus ini muncul lagi setelah Indonesia dinyatakan bebas polio oleh World Health Organization (WHO) sejak tahun 2014.
“Kegiatan ini adalah respons atas instruksi pemerintah pusat untuk mengadakan imunisasi massal, mengingat munculnya lagi kasus polio di Indonesia,” ujar Hamdana. “Kasus Polio di Provinsi Papua menjadi yang terbanyak di Indonesia dengan tiga anak yang terkena penyakit kelumpuhan ini.”
Sampai sejauh ini, Kabupaten Kukar masih belum ada kasus anak yang terkena polio. Hamdana sangat berharap agar para orangtua dapat membawa anak-anak mereka untuk imunisasi, guna memastikan wilayah ini tetap bebas dari polio.
Dengan pelaksanaan PIN Polio ini, diharapkan seluruh anak di Kabupaten Kutai Kartanegara mendapatkan imunisasi dan terbebas dari ancaman penyakit polio, sehingga dapat tumbuh sehat dan kuat sebagai generasi penerus bangsa. (GT)