
ayobaca.co, KUKAR – Layanan administrasi di Mal Pelayanan Publik Kutai Kartanegara kini tak lagi identik dengan suasana kaku dan membosankan. Setiap hari Rabu, antrean diubah menjadi pengalaman yang lebih hangat dan berwarna melalui kehadiran program seni bertajuk Pojok Kreasi.
Program ini merupakan inisiatif kolaboratif antara Dinas Pariwisata Kukar dan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) yang bertujuan menghidupkan ruang tunggu layanan publik lewat pertunjukan seni yang tampil langsung di tengah masyarakat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kukar, Ahmad Ivan, mengungkapkan bahwa gagasan ini lahir dari keinginan untuk menghadirkan suasana lebih ramah dan menyenangkan, terutama bagi warga yang harus menunggu antrean cukup lama dalam proses pelayanan.
“Banyak warga merasa bosan saat antre. Karena itu, kami coba beri sentuhan berbeda dengan menghadirkan seniman lokal yang tampil di tengah aktivitas pelayanan, agar ruang tunggu terasa lebih hidup,” ujar Ivan, Rabu (11/6/2025).
Pertunjukan yang ditampilkan pun bervariasi setiap minggunya, mulai dari musik akustik, pembacaan puisi, penampilan tari tradisional hingga teater mini. Semuanya dibawakan oleh komunitas dan pelaku seni Kukar yang mendapat kesempatan tampil secara rutin di ruang publik formal.
Menurut Ivan, kegiatan ini bukan sekadar hiburan pelengkap, tetapi bagian dari upaya nyata untuk memberikan ruang ekspresi bagi seniman lokal yang selama ini minim panggung di luar acara resmi atau festival budaya.
“Kami ingin seniman daerah tidak hanya tampil di panggung seremonial, tapi juga hadir langsung di tengah aktivitas masyarakat, seperti pelayanan publik,” jelasnya menambahkan.
Respons dari masyarakat pun sangat positif. Banyak warga mengaku bahwa menunggu antrean terasa lebih ringan dan menyenangkan karena diiringi pertunjukan seni yang menghibur dan tidak mengganggu proses pelayanan.
“Saya datang mengurus dokumen, tapi malah dapat hiburan juga. Menunggunya jadi nggak terasa,” tutur Rina, warga Tenggarong, yang hari itu berkesempatan menikmati penampilan musik tradisional sambil menunggu antrean.
Pojok Kreasi tidak hanya memberi warna baru dalam pelayanan publik, tetapi juga membentuk hubungan yang lebih hangat antara pemerintah dan masyarakat. Suasana yang biasanya tegang berubah menjadi lebih santai, namun tetap tertib dan produktif.
Ivan menyebutkan bahwa program ini akan terus dikembangkan ke depannya dengan sistem evaluasi berkala, agar tetap relevan dan memberikan manfaat luas, baik bagi warga maupun komunitas seni yang dilibatkan.
“Kami terus mendengarkan masukan masyarakat dan pelaku seni, supaya program ini bisa tumbuh jadi model pelayanan publik yang humanis dan punya sentuhan budaya,” tegasnya.
Lebih dari sekadar tontonan, Pojok Kreasi juga menjadi ruang pembelajaran bagi masyarakat mengenai kekayaan seni lokal, serta menjadi inspirasi bagi instansi lain untuk mengadopsi pendekatan serupa dalam menciptakan ruang publik yang lebih inklusif dan menyentuh sisi emosional warga.
Dengan konsep sederhana namun berdampak besar, Pemkab Kukar menunjukkan bahwa pelayanan publik bisa menjadi lebih dari sekadar urusan administratif. Ia bisa menjadi ruang pertemuan antara budaya, kreativitas, dan rasa saling menghargai antarwarga.
“Ini bukan soal hiburan semata, tapi soal bagaimana kita menyambut warga dengan suasana yang membuat mereka merasa dihargai. Kami ingin ruang tunggu berubah jadi ruang apresiasi,” tutup Ivan penuh semangat. (adv/dispar kukar)
