ayobaca.co, Tenggarong – Lomba olahraga tradisional menyumpit untuk memeriahkan Erau Adat Kutai 2025 mencatat rekor baru. Sebanyak 245 peserta dari berbagai daerah mengikuti ajang yang digelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kutai Kartanegara (Kukar) di halaman parkir Jembatan Repo-repo, Jalan K.H. Ahmad Muksin, Timbau, Tenggarong, Rabu (24/9/2025). Lomba digelar mulai 23 hingga 25 September, dan bila diperlukan, pelaksanaan bisa diperpanjang hingga 26 September.
Nanang, koordinator lapangan lomba menyumpit, menyampaikan bahwa peserta tahun ini datang dari wilayah yang sangat beragam.
“Peserta kegiatan ini berasal dari berbagai daerah. Dari tingkat kecamatan di Kukar, kemudian dari luar daerah seperti Kalimantan Utara (Malinau) yang jaraknya paling jauh dengan jumlah empat orang peserta. Ada juga dari Samarinda, Pampang, Bengalon, Bontang, Sebulu, Tenggarong sendiri, Balikpapan, Marangkayu, Kenohan, dan Muara Badak. Jadi, pesertanya benar-benar tersebar luas,” jelasnya.
Lomba menyumpit mempertandingkan dua kategori, yaitu putra dengan jarak 20 meter dan putri dengan jarak 15 meter. Panitia menyiapkan empat posisi juara utama sesuai ketentuan Dispora Kukar. Mengingat setiap peserta menggunakan satu sasaran dan perlombaan ini membutuhkan banyak juri, Nanang berharap ke depan jumlah peserta dan panitia bisa semakin banyak diakomodasi.
“Kami ingin kegiatan ini tidak hanya menjadi kompetisi, tetapi juga sarana silaturahmi dan pelestarian budaya tradisional. Dengan dukungan lebih banyak peserta dan panitia, jalannya lomba bisa lebih tertib dan meriah,” ujarnya.
Menurut Nanang, kegiatan ini bukan hanya kompetisi, tetapi juga sarana silaturahmi dan pelestarian budaya lokal. Antusiasme tahun ini jauh meningkat dibanding tahun lalu.
“Jika tahun lalu pesertanya sekitar 140 orang, tahun ini mencapai kurang lebih 245 peserta, sehingga memecahkan rekor jumlah peserta sebelumnya,” tambahnya.
Nanang berharap, melalui perlombaan ini, pemahaman dan keterampilan peserta terhadap olahraga menyumpit semakin baik.
“Semoga dengan kegiatan ini, minat terhadap olahraga tradisional semakin meningkat, dan kita semua dapat terus menjaga kebersamaan serta melestarikan budaya daerah kita,” kata Nanang.
Salah satu peserta dari Samarinda, Herman, mengaku senang bisa ikut serta dalam perlombaan ini dan mengapresiasi pelaksanaan lomba.
“Saya sangat antusias bisa ikut Lomba Menyumpit Erau Adat Kutai. Selain menyalurkan hobi, saya juga merasa bangga bisa melestarikan budaya tradisional. Saya mengapresiasi jalannya lomba yang tertib dan terorganisir dengan baik, sehingga semua peserta bisa menikmati kompetisi dengan nyaman,” ujar Herman.
Dengan jumlah peserta yang terus meningkat dan antusiasme yang tinggi, Lomba Menyumpit Erau Adat Kutai 2025 bukan sekadar kompetisi, tetapi menjadi bukti nyata bagaimana olahraga tradisional mampu menyatukan masyarakat, mempererat persaudaraan antar daerah, dan melestarikan warisan budaya Kalimantan untuk generasi mendatang.
Penulis : Rahmiatul Daniansyah
Editor : Lutfi