ayobaca.co, Kukar – Desa Sanggulan, Kecamatan Sebulu, kini menjadi destinasi ekowisata menarik di Kutai Kartanegara yang menghadirkan keindahan dan tantangan dari goa-goa eksotis seperti Goa Binuang, Goa Labirin, dan Goa Tanjak Langit, sebagai daya tarik utama untuk para pencinta alam dan petualangan.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Benua Raya aktif mengembangkan potensi wisata geologi di kawasan ini dengan konsep minat khusus yang menggabungkan petualangan susur goa dengan edukasi alam yang mendalam bagi para pengunjung.
Sopian, Ketua Pokdarwis Benua Raya, mengungkapkan bahwa Sanggulan memiliki karakteristik unik sebagai destinasi wisata berbasis komunitas yang menawarkan pengalaman berbeda dan menantang bagi wisatawan yang ingin menjelajahi keindahan alam bawah tanah.
“Fokus utama kami adalah wisata goa, dengan tiga lokasi utama yakni Goa Binuang, Goa Labirin, dan Goa Tanjak Langit,” jelas Sopian.
Goa Binuang menjadi primadona karena menyuguhkan pengalaman menyusuri sungai bawah tanah sepanjang sekitar 300 meter, aktivitas yang memerlukan peralatan keselamatan lengkap dan pendampingan pemandu bersertifikat demi keamanan pengunjung.
“Susur goa ini harus dilakukan dengan persiapan dan pengawasan ketat. Jalur yang licin dan basah mewajibkan pengunjung memakai perlengkapan keselamatan dan pakaian lengan panjang,” tambahnya.
Bagi yang ingin menikmati wisata yang lebih santai, tersedia jalur reguler melewati goa kering yang menampilkan keindahan formasi stalaktit dan stalagmit, disertai penjelasan pemandu tentang proses terbentuknya.
Harga tiket untuk jalur reguler sebesar Rp50.000 per orang, sementara jalur susur sungai dikenakan tarif Rp150.000 per orang, dengan fleksibilitas sesuai kesepakatan saat reservasi.
Selain itu, area camping telah disiapkan untuk pengunjung yang ingin bermalam dan menikmati suasana alam lebih lama, dengan fasilitas dasar seperti toilet dan tempat berteduh yang memadai.
“Kami sediakan area camping agar pengunjung bisa lebih menikmati keindahan alam sekitar goa secara lebih intens,” kata Sopian.
Kawasan wisata ini mulai dikenal sejak diperkenalkan dalam Mahakam Explore 2022 dan semakin populer lewat komunitas Borneo Venture pada 2024, meskipun kunjungan masih berbasis reservasi dengan pengelolaan oleh anggota Pokdarwis.
“Pengunjung wajib reservasi dulu karena kami sesuaikan dengan kesiapan tim dan kondisi lokasi,” jelas Sopian.
Protokol keselamatan ketat diterapkan, terutama jika cuaca buruk. Susur goa akan ditunda jika hujan atau kondisi mendung berat untuk menghindari bahaya akibat naiknya aliran air di dalam goa.
“Kami tidak mengambil risiko, kegiatan akan ditunda jika kondisi cuaca tidak mendukung,” tegasnya.
Dua anggota Pokdarwis telah memiliki sertifikat resmi pemandu wisata, menunjukkan komitmen mereka dalam memberikan pelayanan yang aman, edukatif, dan ramah lingkungan.
“Goa Binuang bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga ruang untuk memahami pentingnya pelestarian alam dan menyatu dengan keindahan yang tak tergantikan,” pungkas Sopian. (Adv/Dispar Kukar)