Gotong Royong Jadi Nafas Kehidupan Masyarakat Kukar dan Indikator Keberhasilan Program RT

Masyarakat Kelurahan Bukit Biru saat melakukan gotong royong membersihkan saluran irigasi.

ayobaca.co, Tenggarong – Gotong royong telah menjadi nafas kehidupan bagi masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar), serta berfungsi sebagai alat ukur keberhasilan program-program yang dijalankan di tingkat Rukun Tetangga (RT).

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, yang menekankan pentingnya budaya gotong royong dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

“Gotong royong ini sudah jadi ruh masyarakat kita,” ujar Arianto saat ditemui pada Kamis (8/5/25).

Ia menyebut pelaksanaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) menjadi momen penting untuk menjaga semangat kebersamaan.

Tak hanya itu, BBGRM juga berfungsi sebagai ajang evaluasi bagi desa dan kelurahan dalam memanfaatkan anggaran yang diberikan pemerintah.

Pemkab Kukar sendiri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp50 juta untuk setiap Rukun Tetangga (RT). Dari jumlah tersebut, 15 persen wajib digunakan untuk kegiatan gotong royong.

“Sudah jadi instruksi. Kita tuangkan dalam aturan bahwa 15 persen dari dana RT dialokasikan untuk gotong royong,” tuturnya.

Arianto menambahkan, kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat menjadi indikator penting dalam menilai efektivitas penggunaan anggaran RT.

BBGRM hadir sebagai pengingat kolektif bahwa nilai-nilai kebersamaan harus terus hidup di tengah pembangunan.

“Melalui BBGRM, kita bisa lihat desa atau kelurahan mana saja yang rutin menggerakkan warganya untuk kerja bakti. Ini bukan hanya soal kegiatan fisik, tapi soal menjaga nilai-nilai sosial di masyarakat,” tandasnya. (Adv/dpmd kukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *