1
ayobaca.co, Kukar – Momen ulang tahun ke-42 Desa Kota Bangun III di Kecamatan Kota Bangun Darat dirayakan secara unik dan meriah melalui gelaran Festival Cenil yang diadakan di halaman kantor desa pada Rabu (30/4/2025) dengan melibatkan puluhan RT dan pelaku UMKM.
Festival ini bukan sekadar ajang hiburan, melainkan menjadi panggung pelestarian budaya, penguatan solidaritas warga, serta penggerak ekonomi lokal melalui makanan tradisional cenil yang disajikan dalam 70 varian oleh warga desa.
Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, menjelaskan bahwa Festival Cenil telah menjadi kebanggaan desa yang mampu memadukan tradisi dan kebersamaan dalam satu kemasan kegiatan tahunan.
“Latar belakang festival ini adalah semangat masyarakat untuk mewujudkan dan melestarikan budaya yang pernah ada,” ujarnya saat diwawancarai di lokasi kegiatan.
Menurutnya, festival tersebut mampu menghidupkan suasana desa secara positif dengan melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat, termasuk 21 RT, sekolah, komunitas literasi, dan lembaga desa lainnya.
“Tahun ini kami siapkan 70 loyang cenil dengan berbagai variasi bentuk, rasa, dan tampilan, tetapi tetap berbahan dasar singkong sebagai ciri khas,” jelas Lilik, menggambarkan antusiasme warga.
Kegiatan festival turut diramaikan dengan pertunjukan seni budaya, lomba mewarnai anak, bazar buku, serta pameran produk UMKM yang menyatu dalam suasana kekeluargaan dan gotong royong.
Lilik juga menegaskan bahwa lewat festival ini, pihaknya ingin menanamkan nilai-nilai budaya lokal kepada generasi muda agar tidak melupakan akar tradisi kuliner yang dimiliki.
“Kami ingin anak-anak muda mencintai makanan tradisional dan memahami bahwa kuliner adalah bagian dari identitas,” tuturnya dengan penuh semangat.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dispar Kukar, Ridha Fatrianta, yang turut hadir, menyatakan dukungannya atas pelaksanaan festival yang menurutnya konsisten dan strategis dalam membangun citra pariwisata desa.
“Festival seperti ini rutin digelar dan sudah menjadi bagian dari kalender event tahunan di kabupaten,” kata Ridha menjelaskan pentingnya keberlanjutan dan sinergi program desa.
Ia juga menyoroti partisipasi berbagai kelompok masyarakat sebagai modal penting dalam mengembangkan wisata berbasis komunitas di Kukar.
“Festival ini bukan sekadar hiburan, tapi menjadi wadah pelestarian budaya dan penggerak ekonomi masyarakat desa melalui UMKM,” tambahnya.
Ridha berharap dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun swasta, agar kegiatan seperti Festival Cenil bisa terus berkembang dan menjadi daya tarik baru di kawasan hulu Mahakam.
“Dengan konsistensi dan dukungan, Festival Cenil berpotensi menjadi agenda budaya desa yang mampu menarik kunjungan wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal,” tutupnya dengan keyakinan. (adv/dispar kukar)
