ayobaca.co, Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mengirim dua desa andalannya, yakni Desa Lung Anai di Kecamatan Loa Kulu dan Desa Muara Badak Ulu di Kecamatan Muara Badak, untuk mengikuti Lomba Produk Unggulan Desa Tingkat Provinsi Kalimantan Timur 2025.
Keduanya tampil dalam presentasi yang digelar secara daring pada 1-2 Juli 2025, dengan membawa produk khas hasil kreasi warga desa.
Desa Lung Anai memperkenalkan cokelat olahan berbahan kakao lokal yang kini semakin dikenal luas, sementara Desa Muara Badak Ulu menampilkan inovasi berbahan dasar nipah yang diolah menjadi berbagai produk bernilai jual.
Kedua desa ini dipandang berhasil memanfaatkan potensi lokal dan mengubahnya menjadi sumber ekonomi baru bagi warganya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menyebut capaian tersebut sebagai bukti nyata bahwa desa di Kukar mampu bersaing di tingkat provinsi.
Menurutnya, produk unggulan desa bukan hanya soal inovasi, tetapi juga komitmen untuk membawa manfaat bagi masyarakat luas.
“Kita ingin desa-desa di Kukar tak hanya dikenal karena letaknya, tetapi juga karena produknya. Seperti cokelat khas dari Desa Lung Anai dan olahan buah nipah dari Muara Badak Ulu yang saat ini masuk tingkat provinsi. Ini bukti bahwa desa mampu bersaing dan memberi dampak nyata,” kata Arianto, Sabtu (5/7/2025).
Ia menambahkan, produk unggulan bisa menjadi pintu menuju kemandirian desa. Jika dikelola serius, potensi itu mampu meningkatkan pendapatan warga, membuka peluang kerja baru, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan.
Pemilihan Lung Anai dan Muara Badak Ulu sendiri melalui proses seleksi yang mempertimbangkan keunikan, daya saing pasar, serta keberlanjutan produksi.
Produk cokelat LA dari Lung Anai dinilai istimewa karena rasa khas dan proses pengolahannya dilakukan langsung oleh masyarakat desa.
“Kami berharap, kiprah dua desa ini bisa menginspirasi desa-desa lain di Kukar untuk terus berinovasi dan percaya diri memasarkan produk unggulannya. Inilah wajah baru pembangunan desa. Dari tangan masyarakat, lahirlah kebanggaan dan kemajuan yang sesungguhnya,” ungkapnya.
Inovasi ini diyakini bukan hanya mengangkat nama desa, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, khususnya bagi masyarakat pesisir yang selama ini bergantung pada hasil alam. (Adv/DPMD Kukar)