Lebak Mantan Gaungkan Budaya Lewat Festival Kampong Tuha

Festival Kampong Tuha Tepengo

ayobaca.co, Kukar – Semangat budaya dan pelestarian adat mewarnai perayaan Hari Jadi ke-120 Desa Lebak Mantan, Kecamatan Muara Wis, yang dikemas dalam Festival Kampong Tuha Tepengo, pada awal Juli 2025.

Kegiatan ini menjadi ruang kebangkitan budaya dan identitas lokal masyarakat, melalui beragam pertunjukan seni serta pelantikan kelembagaan adat yang mengakar dalam sejarah desa.

“Tema Nuju Suaka Beadat kami ambil untuk menggambarkan semangat menjaga warisan adat. Kami ingin budaya tak hanya hidup di masa lalu, tapi menjadi bagian dari kehidupan sekarang,” ujar Satibi Yusuf, Kepala Desa Lebak Mantan.

Festival ini diawali dengan perlombaan olahraga tradisional dan modern, diikuti oleh warga lintas usia. Selanjutnya, panggung seni budaya dibuka dengan penampilan tari-tarian dari berbagai suku, seperti Kutai, Banjar, Jawa, dan Bugis.

“Ini bukti bahwa desa kami multikultur, dan kami bangga menampilkannya dalam satu panggung adat,” tambah Satibi.

Puncak acara ditandai dengan hadirnya Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, yang turut mengukuhkan usia desa ke-120 sekaligus memberi restu atas sejarah panjang desa yang dulunya menjadi bagian penting dari wilayah Kesultanan Kutai.

“Momentum ini juga menjadi ruang sakral pelantikan organisasi adat Sempekat Keroan dari tiga kecamatan: Kota Bangun, Muara Muntai, dan Muara Wis,” jelas Satibi lagi.

Malam harinya, masyarakat larut dalam pesta rakyat yang diisi pembacaan shalawat akbar dan tausiyah, menghadirkan ratusan warga yang menyatu dalam suasana religius dan kebersamaan.

“Usia 120 ini bukan sekadar angka, tapi menjadi awal kebangkitan kembali desa kami untuk bersatu dan berkembang tanpa meninggalkan akar budaya,” tutur Satibi penuh harap.

Sementara itu, Plt. Kabid Pemasaran dan Promosi Dispar Kukar, Awang Ivan Ahmad, menyebut festival ini sebagai inisiatif luar biasa dari pemerintah desa yang memanfaatkan momentum hari jadi untuk menggali potensi budaya sebagai daya tarik wisata.

“Ini menjadi langkah awal menuju pengembangan wisata desa berbasis budaya dan alam yang khas,” katanya.

Ivan menilai, pengemasan ulang hari jadi ke dalam bentuk festival budaya menjadi tonggak penting dalam memperkenalkan Desa Lebak Mantan secara luas, baik di tingkat regional maupun nasional.

“Tema Nuju Suaka Beadat memiliki makna mendalam, bahwa budaya adalah peradaban yang patut dilindungi, bukan hanya dikenang,” jelas Ivan.

Ia juga menekankan pentingnya kontinuitas acara ini sebagai agenda tahunan yang tidak hanya menghibur, tapi juga memperkuat komunitas adat dan pelaku seni lokal.

“Kami berharap Festival Kampong Tuha bisa terus dikembangkan agar menjadi ikon baru wisata budaya Muara Wis,” ujarnya.

Ivan menambahkan, Dispar Kukar siap mendukung upaya desa dalam menonjolkan identitasnya, terlebih jika kegiatan ini memberi efek ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar. (Adv/Dispar Kukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *