Loa Duri Ilir Jalankan Gotong Royong Rutin dengan Dukungan Dana BKKD

Kegiatan gotong royong Desa Loa Duri Ilir.

ayobaca.co, Tenggarong – Desa Loa Duri Ilir, Kecamatan Loa Janan, menjadi salah satu contoh desa di Kutai Kartanegara (Kukar) yang berhasil menjaga semangat gotong royong tetap hidup di tengah warganya.

Didukung dana Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) senilai Rp50 juta per RT, kegiatan gotong royong di Loa Duri Ilir tidak hanya sebatas seremonial, tetapi sudah menjadi rutinitas yang dijalankan bersama masyarakat hampir setiap minggu.

Kepala Desa Loa Duri Ilir, Fakri Arsyad, mengatakan budaya gotong royong memang sudah mengakar kuat dan menjadi kebiasaan masyarakat.

Bahkan, sejak Mei lalu, sebelum ada imbauan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dari kabupaten, warga Loa Duri Ilir sudah lebih dulu bergerak membersihkan lingkungan secara bergilir.

“Jadi, meskipun ada imbauan dari kabupaten soal BBGRM, kami sudah melaksanakannya sejak bulan Mei lalu. Bahkan, di luar itu, gotong royong di desa ini sudah menjadi kegiatan rutin, bisa dibilang hampir setiap hari atau minimal setiap minggu,” ujarnya saat dihubungi pada Sabtu (12/7/2025).

Rutinitas gotong royong dilaksanakan dengan pola terjadwal dan melibatkan semua unsur perangkat desa.

Setiap hari Jumat, lingkungan kantor desa dijadikan titik gotong royong bersama dengan melibatkan staf, Linmas, hingga perangkat desa turun tangan langsung membersihkan lingkungan sekitar.

Selain itu, Fakri menjelaskan ada sistem bergilir per dusun dengan menggunakan pola gotong royong bergilir ke RT-RT di dusun yang berbeda, sehingga seluruh wilayah desa mendapatkan perhatian merata.

Momen menjelang HUT Kemerdekaan RI juga menjadi pemicu semangat warga untuk makin aktif terlibat.

Menurut Fakri, dukungan dana BKKD Rp50 juta per RT juga berperan penting agar kegiatan gotong royong berjalan maksimal.

Sebagian dana tersebut memang dialokasikan khusus untuk mendukung kegiatan gotong royong di lingkungan masing-masing RT.

“Jadi dana Rp50 juta per RT itu sebagian memang diperuntukkan untuk mendukung kegiatan gotong royong di lingkungan masing-masing,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menegaskan budaya gotong royong harus dijaga agar tidak hanya ramai pada momen BBGRM saja.

Ia menekankan, gotong royong wajib menjadi tradisi aktif yang membawa perubahan nyata di lingkungan desa.

“Tadi saya juga sampaikan dalam rapat, bahwa pelaksanaan BBGRM jangan hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar menunjukkan bahwa budaya gotong royong hidup dan eksis di Kukar,” tandasnya. (Adv/ DPMD Kukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *