ayobaca.co, Kukar – Di tengah dominasi fast food dan tren kuliner modern, Mamy.food hadir sebagai upaya cerdas untuk memperkenalkan kembali cita rasa tradisional Indonesia kepada generasi muda. Dengan sentuhan modern pada penyajian dan kemasan, Dewi Qamara, pendiri Mamy.food, bertekad menjadikan makanan tradisional Nusantara tetap relevan dan diminati oleh kalangan milenial dan Gen Z.
Dewi memulai Mamy.food dengan tujuan sederhana namun ambisius: menghidupkan kembali kecintaan terhadap makanan tradisional yang mulai terlupakan oleh generasi muda.
“Makanan tradisional itu punya rasa dan sejarah yang luar biasa. Kami ingin membawa cita rasa autentik ke masa kini dengan cara yang menarik bagi anak muda,” ujar Dewi dengan penuh semangat.
Mamy.food menawarkan hidangan tradisional Indonesia seperti nasi kuning, nasi liwet, hingga keropok mihun, namun dengan kemasan yang lebih praktis dan estetis. Konsep seperti tumpeng mini dan rice bowl menjadi pilihan yang populer karena mudah dibawa dan cocok untuk acara santai maupun formal.
“Kami tahu anak muda suka sesuatu yang praktis dan keren di Instagram. Jadi, kami rancang makanan tradisional ini untuk bisa dinikmati di mana saja, dengan cara yang modern,” jelas Dewi.
Selain fokus pada penampilan, Dewi juga menjaga kualitas rasa dengan mengutamakan bahan-bahan berkualitas tinggi.
“Rasa itu yang utama. Kami ingin setiap orang merasakan kenikmatan makanan tradisional yang sesungguhnya,” katanya.
Dengan pendekatan ini, Mamy.food berhasil menarik perhatian anak muda yang sebelumnya lebih akrab dengan makanan cepat saji dan hidangan internasional.
Tak hanya berfokus pada kuliner, Mamy.food juga mengusung misi sosial dengan menghadirkan program sedekah online. Melalui program ini, pelanggan bisa memberikan donasi dengan nominal mulai dari Rp 15.000 untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Kami ingin bisnis ini tidak hanya menghasilkan keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi komunitas,” kata Dewi.
Program ini mendapat respons positif dari pelanggan yang merasa bisa menikmati makanan sambil berbagi kebahagiaan. Ini menjadi bagian dari misi Mamy.food untuk menyatukan kuliner, budaya, dan nilai sosial dalam satu paket yang menyenangkan.
Dengan visi jangka panjang, Dewi berharap Mamy.food bisa memperkenalkan makanan tradisional Indonesia ke pasar internasional.
“Kami ingin makanan tradisional kita dikenal di seluruh dunia, jadi ini bukan hanya soal bisnis, tapi juga tentang melestarikan kuliner Nusantara,” harap Dewi.
Mamy.food kini bisa ditemukan di simpang Odah Etam setiap malam Minggu dan juga dapat dipesan melalui platform online. Dengan inovasi, kualitas rasa, dan semangat berbagi, Mamy.food tidak hanya menawarkan kuliner lezat, tetapi juga pengalaman yang mendalam tentang warisan budaya Indonesia yang kekinian.
ADV/UMKM KUKAR