Menghormati Leluhur, Memperkuat Kebersamaan: Haul dan Maulid Nabi Sambut Erau 2025

ayobaca.co, Tenggarong – Sebelum pesta adat Erau 2025 digelar, Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura lebih dulu mengadakan Haul Jamak Raja & Sultan, sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah/2025 M. Acara berlangsung di Kedaton Kesultanan Ing Martadipura, Jalan Monumen Timur, Panji, Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), Rabu (17/9/2025) pagi.

Acara ini dihadiri Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Adji Muhammad Arifin, Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani, Asisten II Kukar Ahyani Fadianur Diani mewakili Bupati Kukar, tokoh agama, kerabat kesultanan, serta jajaran Forkopimda Kukar. Penceramah Habib Abdullah bin Abdull Rahman memberikan ceramah yang mengawali rangkaian haul.

Pangeran Noto Negoro Heriansyah menyampaikan, kegiatan haul ini merupakan bagian dari rangkaian Erau 2025.

“Hari ini merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai Erau Adat Kutai 2025 yang kita laksanakan. Tahun ini, kegiatan ini memiliki makna yang cukup mendalam bagi Kesultanan. Erau bukan sekadar ritual rutin, tetapi juga mampu menanamkan nilai-nilai dasar yang mendalam,” ujarnya.

Ia menambahkan, Erau tahun ini memiliki beberapa makna khusus. Pertama, bertepatan dengan hari wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kedua, bersamaan dengan peringatan ulang tahun ke-243 Kota Tenggarong.

“Karena bertepatan dengan momen penting tersebut, sudah menjadi kewajiban bagi kita, generasi muda, untuk mendoakan para leluhur, Raja, dan Sultan yang telah meletakkan fondasi Kesultanan. Kita mengenang bagaimana mereka menegakkan adat dan adab, sehingga kita dapat menikmati kondisi seperti sekarang,” jelas Pangeran Noto Negoro Heriansyah.

Ia berharap kegiatan haul yang dirangkai dengan Maulid Nabi Muhammad SAW ini menjadi momentum untuk memperkuat kebersamaan.

“Setiap individu lahir dengan adat, budaya, dan suku yang berbeda. Harapannya, Erau dapat menjadi perekat yang menyatukan kita, tanpa adanya perpecahan, provokasi, hujatan, atau kebencian di antara sesama. Semoga Erau mampu mempersatukan adat dan budaya, tidak hanya di Kabupaten dan Kota, tetapi juga di Kalimantan Timur, bahkan di Ibu Kota Nusantara,” imbuhnya.

Mengenai rangkaian Erau 2025, malam pertama akan dilaksanakan di Museum Mulawarman dengan kehadiran tokoh adat dan perwakilan pemerintah. Pembukaan resmi dijadwalkan pada 21 September 2025, yang akan dihadiri oleh Menteri Pariwisata. Beberapa tokoh dari kesultanan lain juga telah mengonfirmasi kehadirannya, termasuk dari Wajo, Bone, Sambaliung, Gunung Tabur, Banjar, dan Palembang.

Sementara itu, Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani menyampaikan rasa syukur atas terlaksananya kegiatan haul jamak dan Maulid Nabi Muhammad SAW ini. Menurutnya, acara tersebut bukan sekadar tradisi, tetapi juga pengingat akan teladan Rasulullah SAW.

“Alhamdulillah, kita sangat bersyukur, senang, dan berbahagia karena acara ini bisa terlaksana dengan baik. Inti dari kegiatan ini adalah bagaimana Rasulullah SAW menjadi teladan bagi kita, sehingga setiap aktivitas kita dapat menjadi bagian dari syariah yang harus kita laksanakan,” ujarnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya penghormatan kepada para pendahulu.

“Haul ini menandai penghormatan kita kepada para pendahulu, pejuang, Raja, Sultan, dan orang tua kita, serta semua yang telah berbakti kepada negeri ini, baik kepada putra-putri, Kesultanan, maupun Kerajaan. Kita wajib mendoakan mereka, berwasilah, dan memperingati jasanya. Semoga segala amal dan perjuangan mereka menjadi bagian dari ibadah yang mengalir kebaikannya,” tambahnya.

Ahmad Yani juga menyoroti sisi spiritual kegiatan haul, yang menjadi sarana untuk memohon ampunan dan berkah bagi para leluhur.

“Tentu, manusia tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Kita memohon maaf, dan melalui doa serta perantara Rasulullah SAW, kita berharap ampunan dan kebaikan bagi mereka. Ini menjadi bagian penting dari perkat atau perekat spiritual kita, sehingga mendapatkan rahmat dan berkah,” jelasnya.

Haul jamak dan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini bukan sekadar seremoni adat, tetapi sebuah pengingat akan akar sejarah dan nilai-nilai luhur yang menyatukan Kutai Kartanegara. Di tengah lantunan doa dan sholawat, tersirat harapan agar Erau Adat Kutai 2025 tak hanya menjadi pesta budaya, tetapi juga jembatan yang mempererat silaturahmi, meneguhkan identitas, dan menyebarkan semangat persatuan hingga ke seluruh Nusantara.

Penulis : Rahmiatul Daniansyah

Editor : Lutfi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *