Pusat Kreatif Kukar Hadir 2026, Dukung Seniman dan UMKM

Desain gedung ekonomi kreatif

ayobaca.co, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus memantapkan diri sebagai salah satu daerah kreatif di Kalimantan Timur melalui pembangunan Gedung Ekonomi Kreatif (Ekraf) yang diproyeksikan menjadi pusat kegiatan seni dan komunitas kreatif mulai 2026 mendatang.

Bangunan yang terletak di kawasan strategis ini telah memasuki tahap akhir konstruksi, namun operasionalnya masih tertunda karena persoalan teknis dan belum rampungnya akses jalan menuju lokasi. Meski demikian, semangat untuk menjadikan gedung ini sebagai titik temu para pelaku industri kreatif tak pernah surut.

Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menyampaikan bahwa target penggunaan penuh gedung ini memang diundur, seiring dengan proses penyelesaian infrastruktur dasar.

“Konstruksi utama memang sudah hampir selesai, tapi untuk dioperasikan sepenuhnya kita masih harus menunggu penyempurnaan akses jalan dan kelengkapan teknis lainnya,” ujar Zikri, saat ditemui belum lama ini.

Ia menuturkan bahwa berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Kukar, tahun ini akan difokuskan pada pembukaan dan pengerasan jalan menuju lokasi, agar ke depan kegiatan kreatif di gedung tersebut bisa berjalan tanpa hambatan.

“Fokus tahun ini dari Dinas PU adalah membenahi akses jalan terlebih dahulu. Tanpa itu, sulit bagi kegiatan komunitas dan pertunjukan digelar secara maksimal,” jelasnya lebih lanjut.

Gedung Ekraf Kukar dirancang sebagai ruang multifungsi yang terbuka untuk kegiatan seni pertunjukan, diskusi kreatif, produksi konten digital, hingga pameran UMKM lokal. Harapannya, tempat ini akan menjadi pusat kreativitas lintas sektor yang didukung fasilitas modern namun tetap mengangkat nilai lokal.

“Kita ingin para musisi, perupa, sineas, dan pelaku digital lokal punya tempat berkumpul, berdiskusi, dan mengekspresikan karya mereka tanpa harus ke luar kota,” ungkap Zikri dengan optimisme.

Ia menambahkan bahwa konsep pengembangan kawasan ini juga melibatkan Bappeda Kukar, agar integrasi antara Gedung Ekraf dan kawasan pendukung seperti Pujasera serta Simpang Odah Etam dapat terkelola secara profesional dan berkelanjutan.

“Bersama Bappeda, kita merancang kawasan ini jadi ruang hidup kreatif yang juga bisa menghidupkan perekonomian lokal,” katanya.

Salah satu hal yang juga menjadi perhatian adalah pengelolaan kawasan yang akan mengadopsi sistem seperti di Simpang Odah Etam (SOE), yakni dikelola secara mandiri dan profesional tanpa melibatkan pihak-pihak yang berpotensi mengganggu ketertiban.

“Tidak ada ruang untuk praktik liar, ormas, atau pungutan tak jelas. Sistemnya akan transparan dan berbasis kontribusi yang jelas dari pelaku kegiatan,” tegas Zikri.

Penggunaan gedung akan diatur dengan sistem penyewaan, baik untuk pertunjukan seni maupun kegiatan komunitas. Namun demikian, pemerintah memastikan bahwa harga sewa tetap terjangkau dan inklusif, sehingga ruang ini bisa diakses oleh komunitas-komunitas kecil sekalipun.

“Kami ingin ini jadi milik bersama, tempat yang benar-benar memberi manfaat untuk seluruh pelaku industri kreatif Kukar,” ucapnya.

Selain Gedung Ekraf, area Simpang Odah Etam dan Titik Nol yang berada di sekitar lokasi juga tengah dikembangkan menjadi pusat hiburan dan destinasi wisata komunitas, dengan konsep yang menyatu secara fungsional dan estetik.

“Dengan pendekatan kawasan, kami ingin menciptakan ekosistem kreatif yang lengkap—dari tempat tampil, produksi, hingga distribusi karya seni dan ekonomi kreatif,” pungkas Zikri. (adv/dispar kukar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *