ayobaca.co, Tenggarong – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) berencana memaksimalkan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kecamatan Kota Bangun. Hal ini didasari minimnya aktivitas jual beli ikan di TPI tersebut.
“Peran TPI belum maksimal, baru ada dua pengepul ikan yang aktif,” jelas Kepala DKP Kukar, Muslik, di kantornya
. Menurut Muslik, para pengepul masih memilih lokasi lama di beberapa desa di Kota Bangun, Muara Wis, dan Muara Muntai. Selain itu, kondisi TPI yang belum terlalu luas dan rentan banjir menjadi kendala.
DKP Kukar telah menyiapkan desain pengembangan TPI Kota Bangun agar dapat menampung ikan dari wilayah hulu seperti Kota Bangun, Kenohan, Muara Wis, dan Muara Muntai.
“Ikan dari Muara Kaman dijual langsung ke TPI Selili Samarinda, bahkan ada juga ikan dari hulu yang langsung dijual ke sana,” tambah Muslik.
Ia menjelaskan bahwa TPI Selili dipilih karena pangsa pasarnya lebih besar dan menjanjikan, sementara pasar Tenggarong belum terlalu besar.
“TPI Selili sudah lama terkenal sebagai pusat distribusi ikan, dari sana ikan dijual kembali ke Kukar, Balikpapan, dan Samarinda,” ungkapnya.
Muslik berpendapat bahwa solusi ideal adalah adanya pabrik pengelolaan ikan kemasan di wilayah hulu, selain olahan pengeringan dan pengasinan ikan. Hal ini bertujuan agar harga ikan stabil, mengingat harga ikan tangkap di hulu fluktuatif tergantung musim.
“Harga ikan tangkap tergantung musim, saat banjir hanya Rp5.000 per kilogram, berbeda dengan ikan budidaya yang harganya stabil,” pungkasnya.
(ADV/DKP KUKAR)