Warga Batuah Tolak Relokasi Jauh Pascabencana Longsor, Ingin Tetap Dekat Rumah Rusak

Kondisi Longsor di Desa Batuah, Kukar.

ayobaca.co, Kukar – Keinginan warga Dusun Tani Jaya, Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, Kutai Kartanegara (Kukar), untuk tetap bertahan di sekitar rumah mereka pascalongsor, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah desa. Meskipun belasan rumah terdampak, warga memilih solusi sederhana: mendirikan tenda tepat di depan rumah mereka, ketimbang direlokasi lebih jauh.

Menurut Kepala Desa Batuah, Abdul Rasyid, sebagian besar warga lebih nyaman tetap berada di lingkungan yang mereka kenal.

“Kami sudah usulkan relokasi sementara, tapi warga hanya ingin dipindah ke depan rumahnya dan minta dibuatkan tenda,” jelas Rasyid.

Bencana longsor yang terjadi di Kilometer 28 ini memicu berbagai spekulasi. Masyarakat menduga aktivitas pertambangan dan pengeboran sumur di sekitar lokasi menjadi pemicu terjadinya longsor.

Dugaan ini kemudian ditindaklanjuti pemerintah desa dengan menggandeng Universitas Mulawarman (Unmul) untuk melakukan kajian geologi.

“Masyarakat menyampaikan berbagai keluhan. Ada yang mengaitkan kejadian ini dengan aktivitas tambang atau pengeboran sumur,” ujar Abdul Rasyid.

“Ada tim dari Unmul yang turun langsung dan memasang alat ukur. Insya Allah hasilnya keluar dalam satu minggu,” tambahnya.

Meski warga mendesak agar aktivitas pertambangan di wilayah sekitar dihentikan sementara, pihak desa menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kewenangan untuk menutup operasional perusahaan tambang.

Desakan dari masyarakat terus bermunculan, namun pemerintah desa menegaskan hanya bisa memfasilitasi penyampaian aspirasi dan mendorong solusi ilmiah atas peristiwa yang terjadi.

Situasi ini menjadi bukti pentingnya sinergi antara warga, akademisi, dan pemangku kebijakan lintas sektor untuk merespons bencana dengan pendekatan yang adil dan akurat. (adv/yh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *