
ayobaca.co, Kukar – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata (Dispar Kukar) tengah menyiapkan sebuah pusat kreatif teknologi informasi yang fokus memfasilitasi para pemuda berbakat di bidang pengembangan aplikasi dan game digital, sebagai bagian dari upaya memperkuat subsektor ekonomi kreatif digital di wilayah tersebut.
Program ini muncul karena perkembangan teknologi informasi, khususnya dalam bidang aplikasi dan game, telah menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi kreatif yang saat ini menunjukkan tren positif. Selain itu, tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan digital membuka peluang besar bagi talenta lokal untuk berkontribusi secara lebih luas.
Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menjelaskan bahwa meskipun Kutai Kartanegara memiliki banyak pemuda berkompetensi di bidang IT, mereka masih bekerja secara individual tanpa adanya wadah atau fasilitas yang memadai untuk mengembangkan produk digital mereka secara optimal.
“Banyak anak muda yang punya ide kreatif dan kemampuan coding bagus, tapi mereka kesulitan mendapatkan dukungan teknis maupun sarana kerja yang lengkap,” kata Zikri belum lama ini.
Zikri menambahkan, untuk menjawab permasalahan tersebut, Dispar Kukar akan menyediakan fasilitas berupa ruang kerja bersama (co-working space) yang dilengkapi dengan perangkat keras modern seperti komputer berperforma tinggi, software pengembangan aplikasi dan game, serta akses ke server untuk mendukung proses produksi dan testing aplikasi.
“Tidak hanya sekadar ruang, tapi juga fasilitas pendukung yang kami siapkan agar mereka bisa berkarya dengan leluasa dan terorganisir,” ujarnya.
Gedung Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Kutai Kartanegara yang saat ini dalam tahap penyelesaian pembangunan direncanakan akan menjadi pusat aktivitas para pengembang muda tersebut. Di gedung ini, pemuda kreatif dapat saling bertukar ide, melakukan pelatihan, hingga mengadakan workshop bersama para ahli dan mentor.
Menurut Zikri, keberadaan pusat ini juga diharapkan mampu mendorong inovasi layanan publik digital yang nantinya dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil dengan keterbatasan infrastruktur internet.
“Kami ingin aplikasi yang dikembangkan tidak hanya berorientasi bisnis, tetapi juga mampu mempermudah akses layanan pemerintah dan informasi kepada masyarakat,” tambahnya.
Sebagai perbandingan, Zikri mencontohkan langkah Kota Malang, Jawa Timur, yang telah sukses membangun sistem digital untuk mendata pelaku ekonomi kreatif secara menyeluruh, dari tingkat kota hingga kecamatan, sehingga program pembinaan dan pengembangan talenta dapat dilakukan lebih terarah.
“Ini contoh nyata bagaimana teknologi informasi bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan ekonomi kreatif secara efektif. Kami ingin Kutai Kartanegara bisa mengikuti jejak tersebut, bahkan lebih maju,” jelasnya.
Dispar Kukar juga merencanakan serangkaian pelatihan dan kompetisi pengembangan aplikasi dan game yang akan melibatkan sekolah dan perguruan tinggi lokal, dengan tujuan membangun ekosistem yang kuat dan berkelanjutan.
“Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku kreatif, dan institusi pendidikan, kami yakin potensi anak muda Kukar di bidang digital bisa terasah dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah,” tutup Zikri.
Melalui inisiatif ini, Dispar Kukar menegaskan komitmennya menjadikan subsektor digital sebagai pilar utama ekonomi kreatif yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kutai Kartanegara.(adv/dispar kukar)
