Pemkab Kukar Luncurkan SPR, Cetak Petani, Peternak, dan Nelayan Muda yang Mandiri dan Modern

ayobaca.co, Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) resmi meluncurkan Program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) yang berfokus pada tiga sektor strategis, yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan. Peluncuran program berlangsung di Pendopo Odah Etam, Jalan Mulawarman No.31, Sukarame, Kecamatan Tenggarong, pada Rabu (17/7/2025).

Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars SPR, dilanjutkan dengan pemutaran video perjalanan SPR Kukar, serta pembacaan deklarasi masing-masing bidang.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Sekretaris Daerah (Sekda) Kukar Sunggono, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan M. Taufik, Lektor Kepala Program Profesi Insinyur UMY Gatot Supangkat, serta Guru Besar Fakultas Peternakan IPB University Prof. Muladno.

Sebanyak 27 peserta dari tiga kecamatan di Kukar resmi terdaftar sebagai peserta SPR. Mereka merupakan perwakilan kelompok tani, nelayan, dan peternak, yang terpilih melalui musyawarah di tingkat komunitas. Setiap sektor diwakili oleh sembilan peserta, yang akan mengikuti pelatihan intensif selama enam bulan dengan pendampingan langsung dari fasilitator yang tinggal bersama peserta di lapangan.

Sekda Kukar, Sunggono, dalam sambutannya menekankan bahwa SPR adalah bagian dari strategi besar Pemkab Kukar untuk membangun kemandirian ekonomi desa. Program ini juga menjadi bagian dari visi transformasi ekonomi daerah dari sektor ekstraktif menuju sektor terbarukan.

“Kita ingin generasi muda kembali melihat sektor pertanian dan perikanan sebagai masa depan, bukan masa lalu. SPR ini jadi titik awal perubahan itu,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 mencatat bahwa Kukar menyumbang hampir 50% produksi padi di Kalimantan Timur, dengan luas panen mencapai 26.744 hektare. Letak geografis yang berdekatan dengan Ibu Kota Negara (IKN) juga menjadikan Kukar sebagai wilayah strategis penyedia pangan.

Manajer Program SPR, Tholaal Badru, menjelaskan bahwa pelatihan SPR mencakup tiga aspek utama: pembentukan karakter (45%), penguatan bisnis kolektif (35%), dan penguasaan teknologi pertanian (20%).

“Selama enam bulan, mereka banyak belajar dan ditempa. Harapannya, mereka bisa jadi motor penggerak di komunitasnya,” jelasnya.

SPR juga dirancang untuk menjawab tantangan regenerasi di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan, yang saat ini masih didominasi pelaku berusia di atas 50 tahun. Generasi muda masih enggan terjun ke sektor ini karena citra yang kurang menjanjikan.

Sebagai bentuk dukungan lanjutan, Pemkab Kukar telah menyiapkan sejumlah program pendukung bagi alumni SPR, seperti bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), Kredit Kukar Idaman (KKI) tanpa agunan, hingga fasilitasi menjadi Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS).

Seluruh program ini dirancang saling terintegrasi agar alumni SPR dapat langsung mengembangkan usaha berbasis desa secara mandiri dan berkelanjutan.

Di akhir masa pelatihan, setiap peserta SPR diwajibkan untuk menularkan ilmu dan pengalaman yang didapatkan kepada komunitasnya, sebagai bentuk keberlanjutan dari program ini.

Penulis : Rahmiatul Daniansyah
Editor : Lutfi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *